Tema dari tulisan kali ini tentang esensi, khususnya yang bakal gue tulis tentang esensi belajar. Kenapa tiba - tiba esensi belajar? Haha. Iya, ga lain karena emang dalam hidup, kita ga akan lepas dari belajar. Belajar untuk tau lebih banyak, belajar untuk jadi lebih baik, dan belajar untuk terus mendekatkan diri sama Yang Di Atas. Apalagi di dunia kedokteran ini, dari awal udah ditekankan sama pengajar - pengajarnya tentang "long life learning". Dan sebenarnya, kalau menurut gue, ga cuma di dunia kedokteran aja, di setiap aspek kehidupan seharusnya kita terus belajar untuk jadi lebih baik.
Kalau esensi itu sendiri ya seperti yang kita ketahui, intisari, poin penting. Di dunia perkoasan ini, tiap hari kita dapat ilmu baru. Banyak sekali ilmu, mulai dari ilmu tentang keseluruhan biologi manusia, berbagai penyakit dengan segala hal tentang penyakit itu, etika, sampai ilmu tentang kehidupan yang dapat kita pelajari dari pasien, yang intinya satu: tentang bagaimana menangani pasien kita nanti dengan baik dan benar. Mungkin banyak yang dari kita sejak kecil sudah ditanamkan untuk "mengejar nilai". Gue sendiri, gue akui, dulu termasuk orang yang seperti itu. Karena dengan mengejar nilai berarti gue paham dan sekaligus juga tentunya membahagiakan orang tua yang bagi gue itu sudah seperti sebuah kewajiban. Sejak kecil juga mungkin kita semua sudah ditanamkan bahwa belajar itu kewajiban seorang anak. Mengejar nilai memang tidak ada salahnya. Asalkan kita tidak melupakan yang namanya esensi. Di dunia perkoasan ini, kalau kita melupakan esensi, maka yang kita dapat hanya seadanya, ya nilai. What you did is what you get. Orang yang menginginkan nilai, hanya akan dapat nilai. Namun nilai di tulisan ya hanya sekedar nilai. Nilai yang sesungguhnya adalah yang kita dapatkan nanti di kehidupan nyata. Orang yang sungguh - sungguh ingin belajar, dengan tujuan tadi, nantinya dapat menangani pasien dengan baik, tentunya tidak akan cepat puas dengan hasil yang ada. Karena untuk mencapai sesuatu yang 'baik' rasanya tidak akan pernah bisa, karena kesempurnaan hanya milik Tuhan. Yang bisa kita lakukan hanya berusaha untuk mendekati kata 'baik' itu. Dan untuk mendekati 'baik', butuh usaha, butuh keyakinan, dan butuh doa. Dunia perkoasan ini mengingatkan gue akan hal - hal tentang esensi belajar ini. Ga boleh menyerah atas apapun yang terjadi karena nilai di kertas hanyalah nilai ujian saat itu. Yang lebih penting adalah bagaimana ilmu yang selama ini kita dapatkan dapat digunakan untuk menolong orang lain, dalam hal ini menangani pasien. Lagi - lagi, what you did is what you get. Ngga ada kata sia - sia untuk semua hal baik yang pernah kita lakukan. Semua pikiran, tenaga (khususnya berhubung lagi di bedah haha), dan mental ini, ga akan terbuang begitu saja, asal bisa menangkap esensi dari semua ini. Bismillah, tetap semangat! :) xoxo