Because no matter how painful it is.
It’s the only way we grow.
- Meredith Grey
I-do-miss-playing-music. I really do. I miss playing violin. I miss playing keyboard. And i miss playing guitar. I miss those old times. So please, could you buy me my own guitar? *eh :p
Read More …
Positive. Optimist. Itu yang selama ini ada di dalam diri gue. Bahkan ketika keadaan hampir menunjukkan 'ketidakmungkinan', i still keep a positive mind in my head. Bahwa selalu ada hal baik yang bisa diambil dari setiap keadaan, keadaan yang buruk sekalipun. Mungkin itulah yang selalu menjaga gue selama ini. Menjaga gue untuk tetap berada di jalur menuju cita - cita yang gue inginkan. Call me naive? It's up to you, because this is me:)
Unfortunately sebut saja, ada temen gue yang always 'negative-minded'. Kadang ketika dia memikirkan hal negatif dari suatu keadaan, itu bisa jadi bagus, karena berarti dia memikirkan kemungkinan terburuk. Tapi ketika di hampir setiap hal dia selalu berpikiran negatif, itu membawa hawa yang ngga enak bagi orang - orang di sekitarnya. Ketika dia panik karena memikirkan sesuatu yang negatif, orang lain harus berusaha menenangkan dia dan juga sebenarnya mungkin menenangkan diri sendiri juga agar tidak terbawa suasana panik dan negatif. Temen gue ini juga 'terlalu mengkritisi' segala hal, alias too much complaining. "Gue ngga suka ini, gue ngga suka itu, gue ngga suka bla bla bla.." Selama ini gue cuma mendengarkan dia cerita panjang lebar tentang segala hal yang dia ngga suka, dan ngga terlalu banyak komentar, berusaha supaya dia ngga kesel lagi. Lama - lama it's so tiring, mendengarkan omongan - omongan negatif dia di telinga gue, sampai rasanya gue pengen ngomong, "Oh please dear, ngga bisa ya hidup tenang, damai, ngga usah ribet mikirin hal yang ngga lo suka dari orang lain?" Wajar sih kalo ada sifat yang ngga kita suka dari seseorang, tapi apa itu harus mengubah pandangan kita terhadap orang itu secara keseluruhan? Kalau gue pribadi selalu mikir, ketika ada hal yang ngga kita suka dari seseorang, pasti masih ada hal baik dari dia yang mungkin kita belum ketahui. Karena pada dasarnya kita manusia diciptakan dengan kedua sifat itu, ngga ada manusia yang sempurna. Memangnya kita sudah cukup sempurna sehingga berhak men-judge orang lain seperti itu? Kalau kita ingin orang lain bersikap baik pada kita, kita harus selalu berusaha untuk berubah jadi lebih baik juga. Mungkin orang tersebut bersikap ngga baik ke kita, karena sikap kita juga yang ngga disukai mereka. Berubah juga ngga mudah. Karena itu, kita tetap harus menghargai orang lain yang ingin berusaha jadi lebih baik. Dan ketika temen gue ini ngga suka sesuatu, dia seakan seperti 'mengajak' gue juga untuk ngga suka hal itu. Padahal gue sama sekali ngga pernah bermasalah dengan hal itu, gue bingung kenapa temen gue ini harus cerita terus menerus ke gue kalo dia ngga suka hal itu. Capek dengernya.. Capek berada di suasana negatif kaya gini. Ini bener - bener bukan keadaan yang gue sukai. Well, semoga temen gue ini dibukakan hatinya ya, supaya bisa melihat 'indahnya' dunia yang damai, dan bahwa hidup ini ngga sesempit hidupnya dan semua masalahnya dengan orang lain. Hidup ini lebih dari sekedar hal itu. My daddy said, hidup ini tentang memberi manfaat terhadap orang lain :)
 |
| Our Merile |
Merile. Seekor kukang. Peliharan kita yang paling tua. Dulu dia pemakan segala. Mulai dari pisang biasa, roti, sampe pizza pun dia suka. Pokoknya ngga ada yang dia ngga suka. Dulu dia gembul banget, imut banget, kaya bantal. Beda sama kukang - kukang di hutan yang kalian liat di tv yang kurus dan kekar. Merile dulu kesayangan mama. Anak ke -5. Tiap hari dulu dimandiin mama, di-hair dryer. Sampai tidur pun udah punya tempat sendiri, biasanya tidur di boneka beruang mba ajeng, ditutupin selimut. Ngga butuh waktu lama untuk jadi kesayangan kita semua. Gue pun pada akhirnya bisa deket dan sayang banget sama merile. Merile emang imut, tapi dia bisa ngeluarin suara meraung dan dia punya gigi yang bisa ngegigit buat pertahanan dia. Lama - lama kita semua bisa nge-handle merile dan makin sayang sama dia. Kalau mau pergi ninggalin rumah beberapa hari, kita suka bawa merile. Diselundupin di tas bulu nya dede, dibawa nginep di hotel. Dulu tiap malam, udah ada rutinitas sendiri, yaitu nyariin merile buat dimasukkin di kandang. Setelah seharian dilepas di rumah, kita harus nyari dia untuk dimasukkin ke kandang. Dan karena dia jago manjat, suka ribet kita manggilin dia dan ngambil dari atas jendela yang tinggi. Kalau ada yang ke rumah, merile dulu selalu jadi pusat perhatian. Merile juga pernah kencing di buku catetan. Yang bikin gue nangis dan marah - marah sama dia karena catetan gue jadi luntur. Maaf ya merile waktu itu aku marah - marah. Sampai suatu saat, gigi merile sakit, keropos, karena emang dia pemakan segala, coklat aja sering dimakan. Merile jadi susah makan. Dan lama - lama badannya jadi kurus banget. Mama juga waktu itu beli beberapa kucing, yang sekarang jumlahnya hampir 30. Kucing - kucing ini menyita perhatian kita. Belum lagi si Miko burung hantu yang lucu dan lagi dalam masa pertumbuhan. Jadi merile ngga lagi jadi perhatian utama dan agak 'terlupakan'. Hari minggu kemarin, dede mandiin merile dan ditinggal di ruang keluarga. Gue lagi makan. Eh, pas noleh, dia lagi nyeruput minuman gue dari gelas dong.. Dan ngabisin setengah isi gelas itu. Ada - ada aja ya. Semalam dede bbm ngasi tau kita semua kalau merile mati. Mama nemuin merile udah dingin di kandang sambil megangin jeruji kandang. Kita semua sedihnya ngga terkira. Gue lagi jalan pulang ke rumah dan di mobil travel gue ngga bisa nahan nangis inget semuanya tentang merile. Mba ajeng juga katanya nangis di taksi. Dede dan sasa juga sama. Terlalu banyak kenangan sama merile. Udah 8 tahun, merile nemenin kita semua, dari jaman gue masih smp. Ngga mudah melepaskan merile yang udah nemenin selama itu. Semoga kita semua bisa ketemu lagi ya sama merile nanti di surga.. Semoga kamu bisa lebih bahagia di alam sana.
Rest in peace, Merile. Thanks for all moments with us.. We love you forever.
