Star In The Sky

pic courtesy of Parkway Cancer Centre
Kanker serviks. Mungkin kita sering mendengar tentang penyakit ini. Dari namanya saja kanker, pasti di kepala kita langsung terngiang satu kata, berbahaya. Namun apa sebenarnya kanker serviks itu? Kanker serviks adalah kanker yang menyerang serviks atau mulut rahim. Kanker serviks menempati posisi ke-2 kanker terbanyak yang menyerang wanita di negara - negara berkembang dan posisi ke-3 di dunia. Kanker serviks ini menyerang wanita - wanita di usia reproduktif, terutama yang telah melakukan hubungan seksual.

Apa penyebab terjadinya kanker serviks?
Menurut penelitian, pada 95% kanker serviks terdapat infeksi Human Papiloma Virus (HPV). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa infeksi HPV memegang peranan penting dalam terjadinya kanker serviks. HPV sendiri memiliki lebih dari100 tipe, dan hanya beberapa tipe saja yang berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks, dengan penyebab terbanyak disebabkan oleh tipe 16 (paling banyak) dan 18. Infeksi HPV ini dapat ditularkan melalui kontak dengan bagian yang terinfeksi, sehingga biasanya ditularkan melalui hubungan seksual. Sebelum menjadi kanker, sel - sel yang terinfeksi oleh HPV akan mengalami perubahan menjadi lesi "pre-kanker". Dan hanya sebagian kecil wanita dengan sel "pre-kanker" yang akan mengalami kanker serviks. Infeksi HPV kecil sekali kemungkinannya berdiri sendiri menjadi penyebab terjadinya kanker serviks, Perkembangannya menjadi kanker serviks dipengaruhi oleh faktor - faktor lain, seperti  status gizi yang buruk, kondisi daya tahan tubuh yang rendah (contoh: terkena infeksi HIV atau konsumsi obat - obat yang menekan sistem imun dalam jangka waktu yang lama), infeksi genital lainnya, faktor genetik, dan merokok. Selain itu terdapat beberapa faktor risiko yang menyebabkan seorang wanita berisiko lebih tinggi mengidap kanker serviks dibandingkan wanita lainnya, yaitu melakukan hubungan seksual di usia yang sangat muda, suka berganti - ganti pasangan seksual, atau berhubungan seksual dengan pasangan yang berhubungan dengan banyak orang lainnya.

Apa saja gejala - gejala yang timbul akibat kanker serviks?
Beberapa gejala yang biasanya timbul adalah perdarahan yang banyak dari kemaluan (biasanya setelah berhubungan), keputihan yang banyak dan berbau, rasa tidak nyaman di daerah vagina, dan nyeri saat buang air kecil. Gejala lainnya yaitu gejala khas kanker, yaitu penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan drastis dalam waktu yang singkat. Bila sudah menyebar ke organ - organ lain seperti kandung kemih, rektum, tulang, dan paru - paru, dapat timbul gejala gangguan fungsi pada organ tersebut.

Bagaimana pengobatan untuk mengobati kanker serviks?
Jenis terapi pengobatan yang dilakukan bergantung pada luasnya penyakit. Dapat dilakukan terapi pembedahan saja bila penyakit masih belum luas atau belum menyebar, radioterapi atau kemoterapi bila kanker sudah menyebar luas, atau dapat juga dilakukan kombinasi antara pembedahan, kemoterapi, dan radiasi.

Bagaimana cara mencegah terjadinya kanker serviks?
Cara mencegah yang paling mudah tentunya dengan menjauhi faktor - faktor risikonya. Selain itu, terdapat skrinning dan deteksi dini sebagai upaya pencegahan kanker serviks. Melalui skrinning, kita dapat menemukan penyakit ini pada pasien - pasien yang tidak bergejala. Sementara melalui deteksi dini, kita berupaya menemukan penyakit ini dalam stadium yang lebih awal, sehingga lebih mudah untuk diobati. Dengan skrinning, sebagian besar kanker serviks dapat dicegah, yaitu dengan menemukan sel - sel "pre-kanker" sebelum mengalami perubahan menjadi kanker. Itulah pentingnya skrinning dan deteksi dini.
Sebagian besar pedoman skrinning merekomendasikan tes pap smear untuk seluruh wanita yang sudah melakukan hubungan seksual setiap 3 tahun, walaupun bervariasi antara 1 - 5 tahun. Pemerintah Indonesia sendiri mentargetkan minimal 80% perempuan usia 30-50 tahun melakukan deteksi dini setiap 5 tahun. Beberapa metode skrinning yang dapat dilakukan adalah dengan tes pap smear, servikografi, pemeriksaan DNA HPV, kolposkopi, pemeriksaan inspeksi visual dengan asam asetat (cuka) 3% (tes IVA), dll.  Dengan pap smear, dokter atau tenaga medis akan mengambil apusan sel - sel pada serviks untuk dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis. Sementara metode IVA merupakan metode yang paling sederhana, murah, nyaman, dan praktis. Praktis karena dapat dilakukan tanpa fasilitas laboratorium dan hasilnya dapat langsung terlihat. Skrinning ini sangat mudah dilakukan dan terutama dianjurkan untuk wanita - wanita dengan faktor risiko mengidap kanker serviks.
Bagaimana dengan vaksin HPV? Apakah dapat mencegah terjadinya kanker serviks? Saat ini memang sedang berkembang vaksinasi HPV. Menurut penelitian CDC, vaksin terbaru yang dipatenkan terbukti efektif dalam mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18, juga tipe 6 dan 11. Vaksinasi HPV ini dapat diberikan pada usia 10 - 55 tahun. Pada usia 26 - 55 tahun atau pada orang yang sudah melakukan aktivitas seksual, vaksinasi dapat diberikan setelah hasil tes pap smear (-) atau IVA (-). Vaksin diberikan sebanyak 3 suntikan, yaitu pada bulan pertama, 1 - 2 bulan berikutnya, dan 6 bulan setelah penyuntikan pertama. Yang perlu diingat bahwa vaksin ini terbukti efektif dalam mencegah, bukan mengobati. Efektifitasnya berkurang bila diberikan pada orang yang pernah terinfeksi HPV atau sudah memiliki lesi pra-kanker.  

Jadi, jangan malu memeriksakan diri kamu bila memiliki gejala - gejala seperti yang telah disebutkan dan melakukan skrinning serta deteksi dini, terutama bagi yang memiliki faktor risiko lebih tinggi untuk mengidap kanker serviks. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati :) 

Read More …

Oke, sudah lama aku tidak menulis di blog ini. Hehe. Padahal di post sebelumnya, aku janji akan membuat beberapa perubahan di blog ini. Yang berakhir hanya dengan merubah header saja. Hahaha. Tapi aku akan berusaha menepati janjiku. Sebelumnya aku mau bercerita beberapa hal yang rerjadi dalam beberapa bulan terakhir.

Aku menunda internship alias magang yang seharusnya berangkat pada bulan November menjadi berangkat awal April. Untuk alasannya, rasanya terlalu panjang untuk diceritakan. Haha. Masa - masa menunggu internship ini aku isi dengan mengajar di FK Unpad dan jaga klinik. Ya, akhirnya aku mendapat kesempatan untuk mengajar, salah satu hal dari dulu selalu aku ingin lakukan. Entah kenapa selalu senang rasanya bisa berbagi apa yang kita miliki. Aku mendapat kesempatan untuk mengajar program skills lab tahun 3. Di sini aku juga belajar banyak. Kembali menggali ilmu yang sebelumnya sudah dipelajari, belajar bagaimana mengajar dengan baik, dan belajar mendemokan dengan baik hal yang akan diajarkan sehingga teman - teman dapat memahami dengan baik. Di sini aku juga jadi memahami bagaimana setiap orang memiliki cara belajar dan proses memahami yang berbeda - beda. Maka tugas dari setiap orang lah untuk memahami cara belajarnya masing - masing dengan baik sehingga bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Saat mengajar ini juga aku bertemu dengan teman - teman tahun 3 yang menyenangkan dan sebagian besar bersemangat saat belajar. See you on top, guys :)

Sekarang aku sedang menjalani internship di Cirebon bersama 13 teman. Kami bertugas di RST Ciremai selama 8 bulan dan di Puskesmas Larangan selama 4 bulan. Setiap hari penuh pembelajaran dan banyak membuka pikiranku. Aku harap ini semua bisa membentuk diriku menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Aku juga akan mulai menulis tentang kesehatan. Terinspirasi dari kalimat yang pernah aku baca, lupa entah dari mana, "menulis yang diketahui untuk tahu lebih banyak." Semoga tetap bisa konsisten menulis dan tidak hanya sekedar wacana. Hehehe :p 
Read More …