Star In The Sky

How can we be so different and feel so much alike?

- Keara (Antologi Rasa)
Read More …

Suatu hari yang lalu, i had a very nice conversation with my daddy. I always love that quality time, one of the best time with my dad. That time, papa told me a story. A very good story. Jadi sayang banget kalau ga di-share, so i'll share it to you guys who read this (dengan bahasa gue sendiri hehe).

Dikisahkan ada seorang bapak yang sedang dicukur rambutnya oleh tukang cukur. Sambil mencukur, tukang cukur tersebut tiba - tiba berkata, "Tuhan itu ndak ada, Pak." Si Bapak mengernyitkan dahinya. "Maksudnya apa, mas? Kenapa mas bisa bilang begitu?" tanya si bapak heran. "Iya, Tuhan itu ndak ada. Coba aja Bapak lihat orang di sana," putus si tukang cukur sambil menunjuk ke tepi jalan di seberang barbershop itu. Si Bapak melihat ada seorang laki - laki, dengan tampilan lusuh, bajunya robek - robek dan kotor, dan jenggot yang begitu lebatnya serta rambut yang sangat lebat, panjang, dan tidak terurus, yang entah kapan terakhir kali orang tersebut mencukur jenggot dan memotong rambutnya. Laki - laki tersebut menengadahkan tangannya ke setiap orang yang melewatinya, cukup jelas bahwa dia adalah seorang pengemis yang sangat mengharapkan meski hanya sekeping uang logam untuk dapat mengganjal perutnya. "Kalau Tuhan ada, ndak mungkin ada orang seperti itu. Katanya, Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang. Kalau Tuhan ada, Tuhan pasti mengasihi dan menyayangi setiap makhluknya, dan ndak membiarkan ada orang seperti itu yang hidupnya melarat dan meminta - minta di pinggir jalan,"  lanjut tukang cukur. Bapak itu kaget, baru kali ini mendengar logika seperti itu keluar dari mulut seseorang.

Lalu si Bapak berkata, "Mas juga nggak ada, Mas." "Maksudnya, Pak? Saya ada tho, Pak. Lho, ini saya lagi mencukur rambut Bapak. Bapak ndak rabun kan? Hehehe ada - ada aja Bapak," jawab si tukang cukur sambil cengengesan, dengan sebersit keheranan di pikirannya. "Iya, saya nggak percaya Mas ada," kata si Bapak pendek. "Waduh, kok bisa ndak percaya, Pak? Jelas - jelas saya di sini lagi motong rambut Bapak," sahut si tukang cukur, yang kali ini tidak bisa menyembunyikan keheranan atas perkataan si Bapak. "Coba Mas lihat lagi orang itu," kata si Bapak kembali menunjuk pengemis tersebut. "Kalau Mas ada, nggak mungkin ada orang yang jenggotnya lebat banget seperti itu, rambut awut - awutan panjang begitu. Jadi saya nggak percaya kalau Mas ada," kata si Bapak sambil tersenyum. Kali ini berganti, si tukang cukur yang kaget, menghela nafas panjang, dan akhirnya tersenyum puas. Ia mendapatkan jawaban penting dari pertanyaannya selama ini.

Jadi, Tuhan itu ada. Rasanya terlalu angkuh kalau manusia tidak mengakui keberadaan Tuhan, dengan segala berkah dan rahmat yang diberikanNya. Allah memberikan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada semua makhluk, tanpa terkecuali. Tapi apa yang membedakan nasib seseorang dengan orang lainnya? Yang pertama, jelas harus ada usaha. Usaha untuk meraihnya. Nasib si Bapak yang alhamdulillah lebih baik mungkin disebabkan usaha si Bapak yang lebih keras untuk meraih apa yang diinginkan, tidak seperti si pengemis yang hanya sekedar meminta - minta, tanpa berusaha lebih keras. Tapi kan ada orang - orang yang memang sudah kaya dari keturunannya? Tanpa harus berusaha lebih keras. Dan tentunya juga ada kan orang - orang yang kurang beruntung yang memang dilahirkan dengan kemiskinan? Ya, itu memang merupakan garis kehidupan yang sudah dituliskan Allah untuk kita semua. Merupakan bagian dari ujian dan pelajaran untuk manusia. Manusia harus berusaha untuk bisa mendapatkan yang ia inginkan. Begitu juga dengan si pengemis yang rambutnya panjang dan berantakan serta jenggot yang lebat. Dia tidak akan mendapatkan penampilan rambut dan jenggot yang rapi bila ia tidak berusaha untuk memotong atau meminta orang lain untuk memotong rambutnya, misal dengan mendatangi si tukang cukur.

Yang kedua, meminta lah kepada yang memberi. Kita tidak akan mendapatkan yang kita inginkan jika kita meminta ke yang lain, bukan ke yang memberi, karena hanya yang memberilah yang dapat memberikan yang kita inginkan. Kalau mau mendapatkan nasib yang baik, meraih apa yang kita inginkan, memintalah kepada Allah, karena hanya Allah yang bisa mengabulkannya. Datanglah kepadaNya, berdoalah, dekatkan dirimu kepadaNya. Begitu pula dengan penampilan si pengemis yang berantakan. Untuk mendapatkan menampilan yang rapi, seharusnya dia datang ke orang yang dapat merapikan penampilannya, misal ke tukang cukur tersebut. Kalau dia meminta ke orang yang tidak dapat merapikan penampilannya, seperti contoh ke tukang daging, haha, tentu dia juga tidak akan mendapatkan penampilan yang rapi.

Itu salah satu cerita yang pernah papa sampaikan. Real good story, ya? xoxo

Read More …